Jumat, 08 Juni 2018

Penyebab Perubahan Pola Perilaku Remaja


Oleh: Naafisa

Pendidikan sangatlah penting bagi seluruh masyarakat—khususnya para remaja—untuk menambah wawasan dan meningkatkan kualitas hidup, apalagi saat ini perkembangan zaman sudah sangat pesat dengan adanya teknologi-teknologi mutakhir. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa para generasi muda harus belajar lebih giat lagi, guna meningkatkan kemajuan bangsa dan negara.


Jika kita amati lagi, sebenarnya ini merupakan hal yang baik, karena dengan begitu para generasi muda memiliki akal yang cerdas dan dapat menyalurkan ide-ide cemerlangnya. Namun seperti yang dapat kita lihat saat ini, para generasi muda justruseakanmenyepelekan pendidikan di Indonesia. Contohnya tidak sedikit dari mereka yang melakukan pelanggaran yang telah ditetapkan sehingga berakibat merugikan diri sendiri.

Lantas apakah penyebab terjadinya pelanggaran-pelanggaran tersebut?


Pertama, Rasa Tidak Nyaman

Kenyamanan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan seseorang, dan saat kenyamanan itu sendiri malah berbalik menjadi sebuah anacaman bagi generasi muda tentu akan terjadi sesuatu yang biasa disebut pemberontakan.

Menurut survey dari beberapa kasus yang sering terjadi, ternyata salah satu penyebab pemberontakan yang dilakukan oleh generasi muda—terutama kalangan remaja—adalah timbulnya rasa ketidaknyamanan atau perasaan terancam sehingga menyebabkan perubahan pola prilaku yang drastis.

Contohnya dalam ruang lingkup sekolah, kita sering sekali membaca artikel-artikel atau melihat acara-acara Televisi tentang kasus bullying, dari adanya intimidasi hingga kekerasan fisik kerap kali terjadi antar pelajar. sehingga menyebabkan beberapa kasus lain yang lebih serius, yaitu depresi, bunuh diri, bahkan hal yang lebih brutal seperti pembunuhan.

Kedua, Acara-acara Televisi yang Kurang Mendidik

Biasanya di usia remaja kita memiliki mood yang belum—cukup—stabil sehingga sangat mudah terpengaruh oleh hal-hal di sekitar, salah satunya adalah tayang-tayangan di televisi.

Otak kita tidak hanya mencerna sesuatu yang didengar saja, tetapi juga dilihat, dan sangat disayangkan sekali ternyata perkembangan dunia hiburan yang semakin merosot di setiap tahunnya sangat berdampak buruk bagi kalangan remaja. Apalagi para remaja sering kali menghabiskan sebagian waktu senggangnyanya dengan menonton acara-acara di televisi.

Beberapa acara televisi sekarang—hampir semua—menampilkan adegan-adegan seperti perkelahian, pertengkaran, percintaan, atau adegan lain yang bersifat negatif. Hal ini akan sangat berpengaruh pada pola pikir kita dan bukan hal yang tidak mungkin jika perlahan kita mulai menirunya.

Contohnya, banyak sekali acara-acara televisi yang menyiarkan acara bertemakan cinta, perbedaan status, juga dibumbui dengan perilaku-perilaku buruk atau adegan mesra sehingga membuat anak remaja bahkan anak-anak ikut menirunya.

Ketiga, Perkembangan Zaman dan Teknologi

Kemajuan zaman dan teknologi memang tidak sepenuhnya dapat disalahkan dalam perubahan perilaku yang terjadi di sekitar. Namun beginilah adanya. Ternyata perkembangan zaman dan teknologi yang kian canggih ini sering kali disalahgunakan oleh masyarakat, termasuk para remaja.

Kelebihan seperti mendapatkan banyak informasi, mempermudah proses belajar, dan sebagainya ternyata bukan satu-satunya hal yang dihasilkan dari perkembangan zaman dan teknologi. Di mana kita tahu kalau dalam setiap hal selalu memiliki sisi positif dan negatif, begitu juga dalam hal ini.

Kita bisa melihat beberapa contoh dampak yang dihasilkan dari penyalahgunaan teknologi, seperti maraknya video porno yang dapat dilihat atau diunduh siapa saja dengan mudah sehingga menyebabkan adanya kasus pemerkosaan atau hamil di usia dini. Juga beberapa situs jejaring sosial yang menjadi sarana dan prasarana curahan hati yang terlalu blak-blakan, sindir-menyindir, bahkan tidak memungkinkan adanya kasus pelecehan.

Keempat, Kurangnya Perhatian dari Orang Tua

Peran orang tua merupakan hal yang penting dan sangat dibutuhkan bagi setiap anak, apalagi dalam tahap perkembangan, tentu saja anak-anak membutuhkan perhatian lebih. Dan di sinilah orang tua sangat berpengaruh dalam pembentukan karakteristik anak.

Namun sayang sekali, peranan orang tua yang harusnya dapat memberi arahan dan menuntun anak-anak agar menemukan jati diri mereka nyatanya terabaikan dan sering kali berbelok. Para orang tua zaman sekarang lebih senang menghabiskan waktu dengan menyibukan diri bekerja dan bekerja, dan tak jarang mereka memberikan tuntutan pada sang anak tanpa pernah memperhatikan perkembangan anak. Ini menjadi salah satu penyebab timbulnya rasa tidak percaya diri juga deperesi serta menjadi salah satu pemicu kurangnya rasa hormat kepada orang tua.

---

Dan dari beberapa poin di atas dapat saya simpulkan kalau ternyata segala pelanggaran yang terjadi disebabkan oleh ruang lingkup terkecil dalam hidup kita. Hal-hal yang sering dianggap sepele ternyata memiliki dampak yang buruk bagi kelangsungan hidup. Dan karenanya dibutuhkan kerja sama dari orang-orang di sekitar guna menjaga kesejahteraan hidup.
Dan teruntuk generasi muda,

Kita ini generasi pejuang yang harus memertahankan dan memajukan kesejahteraan bangsa, negara, dan agama. Sudah sepatutnya kita memiliki perilaku yang baik dan menghindari atau bersikap tegas dalam hal-hal yang berbau negatif, bukan malah terlibat di dalamnya. Jadi, mari kita perbaiki perilaku masing-masing dan mulailah berpikir positif.

Save generasi muda! Save Indonesia! (*)

Biodata:
Naafisa merupakan nama pena dari Nilna Kaesan Nafis. Seorang pelajar yang bersekolah di SMKN 2 Bawang, jurusan Teknik Audio Video. Meski mengambil jurusan elektronika tapi ia sangat suka menulis. Belum memiliki cita-cita tetap, tapi ingin menghasilkan karya yang bisa dikenang oleh banyak orang.
Jika ingin tahu lebih lanjut bisa menghubunginya di:
Email: 
Nilnakaesan2001@gmail.com
Fb: 
Nilna Kaesan Nafis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar